Puasaadalah perintah Sang Maha Kuasa. Dengan berpuasa dengan khusyuk, kita akan berusaha mengendalikan nafsu. Ini adalah cara mendekatkan diri kepada-Nya. Yuk, latih anak-anak kita ikut puasa Ramadan. (*) Baca Juga: Cedera Kepala Akibat Pukulan Keras, Ini 5 Risiko yang Harus Diwaspadai Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan

Jakarta ANTARA - Ramadhan mengajarkan kepada kita untuk senantiasa melatih kejujuran diri. Mengapa demikian, dalam sebuah Hadist Qudsi, Allah SWT mengatakan, "Sesunguhnya seluruh amalan anak Adam adalah untuk mereka sendiri, kecuali puasa. Sungguh, ibadah puasa itu untuk-Ku. Akulah yang langsung akan memberikan imbalannya. Puasa adalah perisai". Puasa merupakan latihan bagi seseorang agar bagaimana dia dapat menjalin hubungan dengan Allah, melaksanakan ibadah, serta melatih ketakwaan langsung kepada Allah dan Allah SWT yang akan langsung bertanggung jawab untuk mengganjar amalan puasa seorang hamba. Maka puasa adalah ibadah yang bersifat sirri rahasia yang hanya Allah dan hambanya yang mengetahui. Makanya ketika kita berpuasa, sejatinya hanya kita sendirilah yang mengetahui apakah kita sedang berpuasa atau tidak. Kita tentu dulu masih ingat ketika masih kecil berpuasa, namun kemudian tanpa sepengetahuan orang, kita sembunyi-sembunyi makan. Itulah sikap kita ketika masih kecil yang berusaha menyembunyikan diri bahwa sebenarnya tidak berpuasa dan hanya Allah yang tahu. Kejujuran diri merupakan esensi dari puasa itu sendiri, yakni melatih kejujuran diri. Rasulullah SAW kepada umatnya berpesan dalam sebuah hadist, "Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur". Dalam lanjutan hadist tersebut disebutkan, "Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta pembohong". Ketika seseorang terbiasa dengan sifat jujur, maka masyarakat sekitarnya akan mencatat dia sebagai orang yang jujur. Demikian pula sebaliknya, ketika seseorang terbiasa melakukan kedustaan maka dia akan tercatat oleh masyarakat, dan bahkan oleh para "penghuni langit" bahwa dia adalah seorang pendusta. Sejatinya, puasa itu melatih diri kita untuk senantiasa berkata dan berbuat jujur. Rasulullah SAW mengatakan, "Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan". Semoga di bulan suci Ramadhan ini, kita dapat terlatih dan kembali menjadi pribadi-pribadi yang jujur. * Ustadz M Nashih Nasrullah adalah seorang dai penceramahPewarta Ustadz M Nashih Nasrullah *Editor Masuki M. Astro COPYRIGHT © ANTARA 2020 Puasa yang mensyaratkan untuk tidak makan, minum, dan melakukan perbuatan-perbuatan lain yang membatalkan puasa dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Ketika kita berpuasa, organ tubuh berada pada posisi rileks, sehingga mempunyai kesempatan untuk memperbarui sel - Kultum Ramadhan 2022 hari kedua akan mengangkat tema tentang puasa melatih kesabaran bagi umat muslim adalah menahan diri untuk tidak makan dan minum, serta tidak melakukan segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, yang dimulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan syarat dengan ibadah puasa, umat muslim secara langsung berlatih untuk bersabar. Sabar untuk tidak makan dengan menahan lapar. Latihan kesabaran menahan dahaga untuk tidak minum. Menahan untuk tidak berhubungan suami istri di siang hari bulan Ramadan adalah latihan sabar. Menahan agar tidak marah, menahan tidak berkata-kata yang menyakitkan, menahan tidak berkomentar buruk di media sosial adalah latihan sabar. Seperti sabda Rasulullah SAW"Puasa itu setengah sabar," HR. Tirmidzi.Sabar sebetulnya adalah pengendalian diri, menahan diri dari hal-hal yang bisa merusak. Baik merusak syariat, maupun merusak akal, dan merusak yang bersifat fisik. Ada beberapa ayat Al-Qur’an yang menyuruh sabar terlebih dahulu sebelum beribadah. Kalau kita lihat lebih jauh, semua aspek hidup harus dibarengi dengan inti kesabaran. Allah SWT berfirmanوَ لِرَبِّكَ فَاصۡبِرۡؕWa li Rabbika fasbirArtinya "Dan karena Tuhanmu, bersabarlah," Al-Muddassir 7Ayat ini memerintahkan untuk bersikap sabar, karena dalam berbuat taat itu pasti banyak rintangan dan cobaan yang dihadapi. Dilansir dari Kemenag, beberapa bentuk sabar yang ditafsirkan dari ayat di atas, di antaranya Sabar dalam melakukan perbuatan taat, sehingga tidak dihinggapi kebosanan, Sabar menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan menghadapi musuh, Sabar ketika menghadapi cobaan dan ketetapan qadar Allah, dan- Sabar menghadapi kemewahan hidup di dunia. Dengan sikap sabar dan tabah itulah sesuatu perjuangan dijamin akan berhasil, seperti yang diperlihatkan oleh junjungan kita, Nabi Muhammad saw. Seperti yang dikatakan di dalam surat Al-Mudatsir ayat 7 yang artinya, “Dan untuk memenuhi perintah Tuhanmu, bersabarlah.”Maka ketika orang salat atau melaksanakan ibadah-ibadah lain, termasuk ibadah puasa yang merupakan perintah Allah, dia menahan diri untuk mengamalkan ketentuan-ketentuannya sehingga hasilnya menjadi optimal, itulah merupakan bulan untuk memupuk kesebaran. Ramadan bukanlah sebatas kegiatan fisik, ia juga berfungsi untuk melatih mental, dan itulah yang lebih besar maknanya. Contohnya, orang yang sukses adalah orang yang sabar menapaki prosesnya. Tidak ada orang yang sukses tanpa sabar. Bahkan di dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 142 disebutkan bahwa syarat agar orang masuk surga pun harus dengan sabar."Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar," QS. Ali Imran 142Semoga pada bulan Ramadan yang juga disebut syahrus shabr atau bulan kesabaran, kita mampu senantiasa untuk terus melatih kesabaran dan dikuatkan kesabaran oleh Allah juga Kultum Ramadhan 2022 Hari ke-1 Keutamaan Ibadah di Bulan Ramadhan Kultum Ramadhan Hikmah Puasa Sebagai Jalan menuju Cahaya Allah - Sosial Budaya Penulis Dhita KoesnoEditor Addi M Idhom

Olehsebab itu kita melihat Rasulullah membuat persediaan menyambut Ramadan dengan berpuasa sunat pada Rejab dan Syaaban.\u00a0 Rejab adalah permulaan bulan yang mulia dan bagi orang Mukmin yang bertakwa, mereka tidak akan melepaskan peluang memanfaatkan kelebihan Rejab dan Syaaban untuk melipatgandakan amalan soleh lebih-lebih ibadat puasa

Puasa Melatih Kita Untuk Tidak Melakukan Perbuatan Yang Puasa Sebagai Sarana Membangun Budaya Disiplin 16 Apr 2021 Artikel 11307 Komentar Oleh Dr. Supriyadi, MH Puasa ramadhan mengajarkan kita untuk disiplin. Disiplin tidak makan dan minum, mengendalikan hawa nafsu, disiplin terhadap waktu imsak, berbuka puasa, sholat. Ketika adzan dikummandangkan kita menyegerakan berbuka puasa, tidak ingin mengulur ulur waktu. Ketika tanda imsak dikumandangkan di masjid masjid, mushola mushola kita segera mengakhiri sahur. Demikin juga ketika meninggalkan puasa maka wajib hukumnya untuk diganti dengan hari yang lain. Semuanya mengalir seolah menjadi kebiasaan untuk mentaati, tidak terasa apa yang kita lakukan sebenarnya adalah kita telah melaksanakan kewajiban yang diperitahkan Allah QS al-Baqoroh two183. Perintah Allah Swt untuk berpuasa, kita tidak merasa terbebani karena ada niat untuk menjalankan puasa ramadhan dengan penuh keihlasan dan kedisiplinan. Namun demikian banyak orang berpuasa tetapi perilakunya tidak berubah karena kualitas puasanya hanya sebatas menahan lapar dan dahaga. Oleh karena itu tidak sekedar menjalankan syariat tetapi harus benar benar sebagai usaha mendekatkan diri pada Allah Swt. Puasa dapat digunakan sebagai sarana membangun budaya disiplin. Makna nilai nilai tersebut yang pertama, disiplin mentaati hukum Allah yaitu mendidik manusia untuk mentaati semua larangan larangan dan menjalankan perintah perintah Allah. Meskipun sebenarnya perintah dan larangan Allah sudah ada, tetapi pada saat puasa ramadhan kita biasanya meningkatankan amal sholeh misalnya tarawih, tadarus, iktikaf, bersedekah dan perbuatan perbuatan baik lainya. Persepsi ini yang dapat membentuk perilaku manusia menjadi lebih baik di bulan ramadhan. Kedua, Disiplin mengelola diri, dengan puasa harus menahan amarah, ghibah atau perbuatan perbuatan lain yang biasanya bebas tetapi karena kita sedang puasa maka harus mengelola diri agar puasa kita sempurna. Tidak dirusak oleh perbuatan perbuatan yang yang menyebabkan rusaknya amalan puasa antara lain berkata kotor, bertindak tidak pantas, berselisih, mencaci, mencela bahkan berbohong Ketiga, Disiplin untuk jujur, puasa melatih kita untuk jujur, mengatakan yang sebenarnya, karena puasa merupakan ibadah yang yang hanya diketahui oleh Allah dan orang yang melaksanakan puasa. Dalam kondisi apapun walaupun orang lain tidak melihat maka kita tidak makan, tidak minum dan benar benar melatih diri dan menyadari kehadiran Allah dalam hidupnya. Segala aktivitas pasti diketahui Allah, apabila keyakinan ini kita disiplin terus menjaga maka akan membentuk manusia yang jujur. Keempat, Disiplin membiasakan diri yaitu membiasakan ibadah ibadah yang dilalukan selama bulan puasa tetapa berlanjut dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari hari meskupun tidak di bulan sucu ramadhan. Disiplin menjalankan ibadah ini jika telah menjadi kebiasaan maka akan menumbuhkan kesadaran untuk selalu dekat kepada Allah. Memang waktu puasa di bulan ramadhan berbeda dengan waktu di luar ramadhan tetapi paling tidak kebiasaan ini akan membentuk karakter seseorang agar selalu taqwa. Untuk membangun budaya kedisiplinan dalam puasa dapat diterapkan pada anak anak untuk melatih disiplin sejak dini. Mendidik anak sejak dini diharapkan akan membangun karakter anak dalam berdisiplin. Keinginan anak berpuasa sejak dini yang didukung oleh orang tua dapat menumbuhkan kesadaran untuk melakukan ibadah ibadah yang baik. Karena pada dasarnya berpuasa adalah suatu aktivitas untuk membentengi diri dari perbuatan fisik maupun psikis dari segala bentu emosi dan amarah. Dengan melatih ini maka orang tua dapat membina, mengarahkan dan membiasakan anak anak supaya mampu mengendalikan diri dari segala godaan hawa nafsu dan keinginan sejak dini. Anak pada dasarnya lahir dalam keadaan suci fitrah maka orang tualah yang yang memelihara dan menumbuhkembangkan fitrah agar menjadi baik. Puasa sebagai sarana untuk membangun budaya disiplinpun harus dimulai sejak dini agar anak anak menjadi terbiasa dari kecil. Justru dari sinilah budaya disiplin melalui puasa diberikan kepada anak anak agar menjadi terbiasa. Membiasakan anak untuk berpuasa ramadhan memiliki keterkaitaan dengan pembentukan karaakter anak. Disamping mengenalkan nilai nilai islami juga melatih anak untuk mendekatkan diri kepada Allah sekaligus melatih agar tetap disiplin. Dengan puasa akan melatih senantiasa menahan diri sehingga ke depan anak akan bisa mengendalikan diri. Disamping itu anak akan dilatih kesabaran, peduli sesama, rajin beribadah, disiplin dan meneladani sifat sifat Allah pada diri manusia. Anak anak mempunyai kepekaan terhadap lingkungan karena salah satu hikmah puasa adalah penanaman solidaritas sosial dengan berbuat baik sebanyak banyak. Keistimewaan puasa terletak pada keterlibatan semua aspek yang pada diri manusia baik aspek jasmaniah, aspek rohaniah, aspek emosional dan aspek spriritual. Dilihat dari aspek ini maka melaksanakan ibadah puasa sangat erat kaitanya dengan pendidikan karakter. Pendidikan ini pada prinsipnya mengembangkan segala potensi diri. Puasa merupakan latihan rohani bagi masyarakat muslim yang dengan puasa mereka bisa menjauhi hawa nafsu untuk menuju kebajikan sehingga dapat melaksanakan kehidupan dengan aman dan tentram. Puasa mengajarkan untuk memperjuangkan dalam mencapai ketaqwaan. Untuk proses tersebut puasa telah mengajarkan kita membiasakan diri berdisiplin yang diharapkan akan berlanjut sampai diluar bulan puasa. Penanaman nilai ini dapat berlangsung melalui command diri dari orang yang berpuasa dan menyakini bahwa Allah akan selalu mengawasi kita. Puasa yang berkualitas membawa kita selalu dekat dengan Allah Swt… aamin Puasa Melatih Kita Untuk Tidak Melakukan Perbuatan Yang Source
Semogapuasa tahun ini menjadikan kita sebagai manusia yang lebih baik lagi dan puasa kita diterima oleh Allah SWT." "Selamat Menjalankan Ibadah Puasa ramadhan 1441 Hijriah. Minnal aidin walfa Idzin, mohon maaf jika ada salah-salah kata dan perbuatan, baik disengaja atau tidak disengaja.
- Apakah terdapat hubungan antara puasa dengan sabar? Jelaskan!Sebagai umat Muslim, jika mendapatkan pertanyaan "Apakah terdapat hubungan antara puasa dengan sabar? Jelaskan!", bagaimanakah cara kalian menjawabnya?Untuk menjawab pertanyaan semacam "Apakah terdapat hubungan antara puasa dengan sabar? Jelaskan!", yang kita perlukan adalah melihat dan memahami lagi pelan-pelan apa sebenarnya hakikat puasa itu. Melansir dari buku Puasanya Orang-orang Pilihan, M. Alcaff, berpuasa adalah hal yang susah-susah gampang bagi umat manusia. Faktanya, ada banyak di antara mereka yang mengerjakan ibadah puasa hanya untuk menggugurkan kewajiban tanpa memperoleh antara Puasa dan Sabar dalam Ajaran Agama IslamIlustrasi puasa Ramadhan. Foto Oleksandra Naumenko/ShutterstockMelaksanakan ibadah puasa adalah salah satu rukun islam yang wajib dikerjakan oleh seorang Muslim. Puasa di sini maksudnya adalah menahan diri dari lapar dan haus, juga mengekang nafsu kita dari perbuatan-perbuatan tercela seperti berkata kotor, berhubungan badan, marah dan sebagainya. Tujuan utama dari ibadah puasa ini untuk melatih diri kita agar menjadi manusia yang lebih baik, sabar dan mampu menahan menjadi lebih sabar? Ya. Secara bahasa, puasa dan sabar memiliki kesamaan arti bila diterjemahkan dalam bahasa indonesia, yaitu menahan diri, dalam suatu hadist Rasulullah bersabda, "Puasa itu separuh sabar.” HR. Ibnu MajahDari sini maka terlihat dengan jelas sekali kaitan antara puasa dan sabar. Orang yang berpuasa pasti sedang bersabar. Dan orang yang bersabar berarti orang ayang taqwa, dan orang yang taqwa pasti akan mengkuti perintah Tuhannya untuk itu ada 3 kesamaan puasa dan sabar yang dihimpun dari dalil-dalil Naqli, yaitu Sama-sama berpahala besar bahkan tak terbatasSama-sama berarti dan bermakna menahan diriSama-sama sebagai amalan penghapus dosaIlustrasi puasa. Foto Orang-orang yang berpuasa adalah orang-orang yang sabar. Orang yang mampu menahan hawa nafsunya untuk mendekatkan diri pada Allah. Orang yang mampu untuk tidak melakukan sesuatu hanya karena ingin dekat dengan Allah. Dalam Surah Az-Zumar ayat 10 Allah berfirman, Allah akan berikan, cukupkan orang-orang yang sabar pahala tanpa hitungan. Artinya, Allah dapat melipatgandakan pahala orang-orang yang sabar hingga tidak terbatas. Dari penjelasan di atas, maka bisa disimpulkan bahwa hubungan antara puasa dengan sabar adalah puasa merupakan ibadah yang melatih kesabaran. Puasa aadalah perintah Allah yang merupakan salah satu rukun islam. Sabar adalah salah satu sifat terpuji atau akhlakul puasa adalah saat kita bisa menjadi orang sabar, sabar meninggalkan kepentingan diri, sabar meninggalkan dunia, inilah yang disebut bahwa Allah memberikan pahala tanpa batas. DNR Apa tujuan berpuasa?Apa kesamaan puasa dan sabar?Bagaimana cara menyempurnakan puasa?
2 Melatih disiplin terhadap waktu. Dalam menjalankan ibadah shaum Ramadhan, kita harus patuh pada waktu sahur dan buka. Kita bangun untuk makan sahur saat dini hari dan diharapkan dapat meningkatkan motivasi bahwa kita bekerja dengan bangun lebih pagi, agar mendapatkan rejeki yang halal. Kaum muslim dan muslimah agar dapat menjalankan shaum Daftar Isi Hikmah Puasa Ramadhan 1. Melatih Disiplin Waktu 2. Keseimbangan dalam Hidup 3. Mempererat Silahturahmi dan Peduli 4. Mendekatkan Diri kepada Sang Pencipta 5. Mengontrol Emosi 6. Meningkatkan Kesehatan Jasmani 7. Melatih untuk Hidup Sederhana 8. Melatih Manusia Agar Lebih Tabah 9. Hindari dosa 10. Refleksi Diri, Muhasabah 11. Meningkatkan Rasa Empati 12. Peka Sosial dan Peka Hati Solo - Bulan Ramadhan merupakan bulan suci bagi umat muslim. Bulan ini dipenuhi keberkahan dan manfaat yang bisa didapatkan umat muslim apabila melaksanakan kewajiban secara taat dan ikhlas karena Allah banyak sekali hikmah yang bisa didapat dari salah satu kewajiban ibadah pada saat bulan Ramadhan, yaitu puasa. Adapun beberapa hikmah puasa Ramadhan ini baik bagi perilaku, sifat, hingga kesehatan tubuh dan 12 hikmah puasa Ramadhan yang perlu umat Islam ketahui. Dikutip dari buku berjudul 'Kumpulan Naskah Ceramah dan Khutbah' 2021 oleh Pajar Hatma Indra Jaya dan dari buku 'Hikmah Puasa yang Terlupa' 2020 oleh Firdaus Aden. 1. Melatih Disiplin WaktuSaat puasa supaya tubuh tetap fit dan kuat, tubuh memerlukan istirahat yang cukup. Istirahat yang cukup membuat seseorang yang menjalani puasanya lebih teratur dan lancar dalam berpuasa. Selain itu melakukan sahur juga bermanfaat untuk melatih kebiasaan bangun lebih pagi dan mendapatkan Keseimbangan dalam HidupPada bulan puasa ini, manusia dilatih agar kembali mengingat dan melaksanakan semua kewajiban tersebut dengan jaminan pahala yang dilipatgandakan sehingga keseimbangan dalam hidup bisa diraih dengan beribadah3. Mempererat Silahturahmi dan PeduliSuasana menjalin silahturahmi sangat terasa erat saat Ramadhan. Hal ini terlihat dari masjid/ orang yang memberikan takjil buka puasa gratis. Selain itu juga dapat dilakukan dengan sholat bersama di masjid, memberi ilmu islam, dan mendengarkan ceramah maupun diskusi keagamaan yang dilaksanakan di Masjid saat bulan Mendekatkan Diri kepada Sang PenciptaKetika kita menjalankan ibadah puasa sesuai dengan perintah Allah, maka berarti kita mempasrahkan segalanya pada Allah, selalu meningkatkan ibadah secara rutin. Tujuan dari puasa kita adalah untuk mentaati segala perintah Allah demi mendekatkan diri Mengontrol EmosiEmosi atau marah adalah salah satu hal yang bisa membatalkan ibadah puasa kita, oleh karena itu saat kita menjalankan puasa Ramadhan kita diwajibkan untuk bisa mengontrol emosi kita. Terlebih kita diwajibkan untuk bisa mengontrol emosi kita selama sebulan penuh, tentunya hal ini bisa kita jadikan sebagai sarana kita untuk berlatih dalam mengontrol emosi Meningkatkan Kesehatan JasmaniSaat kita berpuasa dapat bermanfaat bagi kita yang ingin menurunkan berat badan, selain itu juga bermanfaat pada kesehatan jasmani seperti meningkatkan kesehatan jantung, mengontrol kadar gula darah, meningkatkan kesehatan otak, dan mencegah Melatih untuk Hidup SederhanaWaktu berpuasa terjadi saat terbit fajar dan terbenamnya matahari, maka kita hanya diperbolehkan untuk makan dan minum diantara waktu berbuka dan makan sahur. Hal ini tentunya akan membuat kita berhemat, karena pada dasarnya saat kita kenyang kita tidak akan membeli makanan atau Melatih Manusia Agar Lebih TabahDalam berpuasa manusia dilatih untuk menahan yang tidak baik dilakukan agar tidak membatalkan puasa. Misalnya marah-marah, suudzon, dan dianjurkan untuk melatih kesabaran atas segala perbuatan Hindari dosaSaat berpuasa kita bisa menghindari dosa-dosa di hari lain saat di luar bulan Ramadhan. Jika tujuan tersebut tercapai maka puasa dapat berhasil. Tetapi jika tujuan itu gagal maka puasa tersebut tidak memiliki arti Refleksi Diri, MuhasabahPuasa saat bulan Ramadhan bisa kita jadikan sebagai bahan perefleksian diri kita agar ke depannya menjadi lebih baik lagi. Dengan harapan segala kebaikan yang kita lakukan pada bulan Ramadhan dapat kita lakukan secara terus menerus di luar bulan Meningkatkan Rasa EmpatiBulan Ramadhan menjadi kesempatan bagi setiap muslim untuk meningkatkan ketakwaan, nilai moral dan sosial. Dengan menjalankan puasa orang kaya merasakan bagaimana perasaan menahan lapar seharian, hal yang setiap hari dirasakan oleh orang yang kurang mampu. Hal ini akan membuat kita mendapatkan pahala yang berkali-kali lipat juga apabila dapat Peka Sosial dan Peka HatiDalam ajaran islam ada perintah mengeluarkan zakat fitrah, hal ini bertujuan untuk membuka mata kita agar peduli kondisi umat saat ini, bahwa masih banyak sesama muslim yang hidup serba selama setahun kita tak memperhatikan mereka, meski tinggal hanya terpaut satu atau dua dusun atau bahkan hanya selisih dua-tiga rumah. Saat membantu orang yang kurang mampu membuat hati yang terdalam kita merasa iba, bersyukur, dan malu, dan menyadari bahwa ada yang lebih menderita dari hikmah-hikmah yang bisa didapatkan saat melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Semoga bermanfaat, Lur!Artikel ini ditulis oleh Agustin Tri Wardani peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom. Simak Video "Ganjar Ingatkan Bahaya Hoaks Saat Hadiri Haul KH Dalhar Watucongol" [GambasVideo 20detik] aku/dil Artimakruh adalah perbuatan yang apabila dilakukan tidak akan membatalkan ibadah, namun mengurangi nilai pahala. Bahkan beberapa ulama menghukumi makruh mendekati haram. Para ulama menyarankan untuk menghindari perbuatan tersebut. Sama seperti ibadah puasa, ada hal-hal makruh yang dapat mengurangi pahala puasa kita. 18. PUASA LATIHAN SABAR Pada hari ini kita memasuki hari ke …. daripada bulan Ramadhan tahun ….Setiap perintah Allah kepada hamba-Nya pasti mengandung hikmah dan manfaat di dalamnya. Allah tidak akan membebani hamba-Nya dengan beban yang tidak mungkin sanggup dipikul oleh hamba-Nya itu. Termasuk di dalamnya perintah melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. لايكلف الله نفساالاوسعها. “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya.” QS. Al- Baqarah 286 Diantara hikmah yang dapat diperoleh daripada puasa adalah melatih dan menimbulkan kesabaran bagi yang mengerjakannya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abi Hurairah ra Rasulullah SAW bersabda. اَلصِّيَامُ نِصْفُ الصَّبْرِ “Puasa itu adalah separuh sabar” Puasa adalah salah satu media untuk melatih dan membiasakan sabar. Jika puasa dilakukan dengan benar sesuai dengan tuntunan agama, maka ia akan melahirkan manusia- manusia yang sabar. Yaitu manusia yang mampu menghadapi setiap permasalahan dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan agama. Maka orang- orang yang telah terbiasa dengan berpuasa, akan menampakkan kesabaran dalam sikap, gerak dan langkah kehidupannya sehari- hari. Imam Al- Ghazali menegaskan, sabar itu harus dimanifestasikan dalam tiga kondisi, yaitu Pertama, sabar dalam menaati perintah Allah SWT Tanpa sifat sabar kita tidak akan menaati perintah Allah SWT. Sebab dalam ibadah dan ketaatan kepada-Nya perlu bekal sabar. Ibadah itu secara lahiriyah banyak yang sukar dan berat untuk dilaksanakan. Seperti melaksanakan shalat perlu kesabaran, karena shalat itu berat innaha lakabiratun illa alal khasyi’in kecuali orang- orang yang khusyu. Apalagi untuk melaksanakan shalat Shubuh, pada saat kita sedang terlelap tidur dengan mimpi- mimpi indahnya, kita harus segera bangun, berwudlu dan menunaikan ibadah shalat. Demikian pula ibadah haji; Perjalannya jauh, ongkosnya mahal dan di sana udaranya panas, berdesakan, berebutan tempat, bahkan mungkin nyawa sebagai taruhannya. Tidak sedikit orang yang sedang menunaikan ibadah haji wafat. Kalau tidak punya modal sabar, kita tidak akan dapat melaksanakannya dengan baik. Kedua, sabar dalam menjauhi larangan Allah SWT. Sabar dalam mengekang hawa nafsu, angkara murka dan nafsu syaithoniyah. Aspek sabar yang ke dua ini sangat berat. Banyak orang yang celaka bukan karena tidak mampu melaksanakan perintah Allah, tetapi karena tidak mampu menahan diri dari larangan Allah. Kita saksikan di mana- mana banyak manusia yang berbuat kebaikan, tapi ternyata manusia yang berbuat keburukan jauh lebih banyak. Sehingga langkah ma’siyat dan sayyiat jauh lebih cepat dibandingkan dengan langkah al-khairat. Langkah ma’siyat bagaikan kuda pacu berlari, sedangkan langkah Ilahiyat lambat bagaikan keong berlari. Menahan nafsu itu memang sangat berat. Karena nafsu keburukan itu selalu meronta- ronta. Orangnya sedang diam, tapi mungkin nafsunya terus meronta- ronta ke mana- mana. Bahkan mungkin sedang tidur, tetapi nafsunya berkeliaran ke mana- mana. Musuh yang banyak dapat langsung ditumpas dalam waktu sekejap, tetapi nafsu yang ada dalam diri kita tidak demikian. Detik ini nafsu bisa dikalahkan, tetapi detik berikutnya muncul kembali. Hari ini kita bisa mengendalikan nafsu, esok lusa nafsu muncul dan menyeret kita kepada keburukan. Perjuangan ini akan terus berlangsung tanpa henti, seumur hidup kita. Seperti yang pernah diucapkan Nabi Yusuf di dalam Al- Qur’an. Allah SWT berfirman وماابرئ نفسي ان النفس لأمارةبالسوء الامارحم زبي ان ربي غفوررحيم “Dan aku tidak membebaskan diriku dari kesalahan, karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. Yusuf 53 Ketiga, Sabar dalam menerima bala, ujian atau penderitaan dari Allah. Allah senantiasa memberikan cobaan kepada kita, seperti sakit, kematian, kekurangan harta, kesukaran hidup, kecelakaan, ejekan atau hinaan orang dan lain- lain. Ujian- ujian tersebut ditujukan kepada manusia agar memeroleh kekuatan dan keteguhan iman, untuk kemudian meningkatkan derajatnya bagi yang mampu melewati rintangan dengan baik. Dalam ibadah pun demikian, semakin banyak rintangan untuk mengerjakannya, semakin besar pula nilai pahalanya di sisi Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda. اِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِمَعَ عِظَمَ الْبَلاَءِوَاَنَّ اللهَ تَعَالَى اِذَااَحَبَّ قَوْمًااِبْتَلاَهُمْ, فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطَ. رواه الترمذى “Bahwasanya besarnya pahala itu tergantung kepada besarnya ujian, dan sesungguhnya Allah Ta’ala apabila mencintai suatu kaum, maka kaum itu diujinya terlebih dahulu. Maka barang siapa yang rela sabar menerima ujian itu ia mendapat keridhaan Allah, dan barang siapa benci tidak rela, ia mendapat murka dari Allah.” HR. Turmudzi Orang yang sedang berpuasa di suatu tempat dimana seluruh masyarakatnya melakukan ibadah yang sama, nilainya sangat berbeda dengan orang yang berpuasa di tempat yang berbeda dengan anggota masyarakatnya banyak yang tidak berpuasa. Seperti puasanya orang yang berada di kota besar, di siang hari ia melihat orang yang sedang makan, minum es cendol, merokok dan lain- lain, sungguh sangat menggiurkan selera. Jika dilihat dari ujiannya sangat besar nilai pahalanya di sisi Allah jika dibandingkan dengan puasanya orang yang tidak mendapatkan ujian seperti itu. Allah SWT menguji kesabaran kita dengan penderitaan. Ada orang yang lulus dengan ujian itu, namun tidak sedikit orang yang mengutuk nasibnya, menyalahkan keadaan, menyalahkan Allah, dan menganggap Allah SWT tidak adil kepadanya. Ia tidak sabar ketika ditimpa penyakit, tidak tabah pada saat mendapatkan penderitaan. Akhirnya banyak pula yang mengambil jalan pintas Bunuh diri. Cara yang sangat tidak terpuji dan termasuk dosa besar yang tak terampuni. Tiga macam ujian kesabaran tersebut ada dalam ibadah puasa. Pertama, sabar dalam taat. Karena puasa itu adalah bentuk ketaatan yang membutuhkan kesabaran. Di pagi hari kita makan sahur, padahal pada hari- hari biasa waktu tersebut masih digunakan untuk tidur. Di siang hari menahan diri dari yang membatalkan ibadah puasa dan dari yang menghapuskan nilai pahala puasa. Tidak boleh makan, minum dan bersenggama suami isteri di siang hari, padahal pada hari- hari biasa larangan itu tidak ada. Ini semua memerlukan kesabaran. Kedua, sabar dalam menahan ma’siyat. Kita dilatih dengan puasa untuk tidak melakukan perbuatan- perbuatan yang dilarang oleh agama, sebab jika itu dilakukan maka selain berdosa, mungkin dapat membatalkan ibadah puasa. Latihan seperti itu ditunjukkan oleh ibadah puasa selama lebih kurang empat belas jam. Pada saat berpuasa, bukan saja tidak boleh makan dan minum, tetapi juga dari perbuatan- perbuatan yang tercela. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW. لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الْاَكْلِ وَالشُّرْبِ اِنَّمَالصِّيَامُ مِنَ الَّلغْوِوَالَّرَفَثِ. رواه ابن خزيمة عن ابىهريرة عن ابن عمر “Bukanlah puasa itu dari makan dan minum saja, sesungguhnya puasa itu dari perkataan kotor dan caci maki.” HR. Ibnu Khuzaimah dari Abi hurairah dari Ibnu “Umar Ketiga, sabar dalam menerima penderitaan. Inipun ada di dalam ibadah puasa. Puasa itu berat; Lapar dan dahaga di siang hari. Tenaga menjadi lemah, semangat pun menjadi berkurang, berat badanpun menjadi menurun. Ini semua adalah latihan. Tanpa latihan seperti ini, iman kita tidak akan tangguh dalam menghadapi problematika hidup yang semakin membesar dan tantangan zaman yang semakin keras. Hanya orang –orang yang biasa hidup dengan puasa akan terus eksis di tengah gelombang hidup yang sekeras apapun. Lengkaplah kiranya bahwa ibadah puasa itu dapat melatih kesabaran bagi orang- orang yang melaksanakannya. Allah SWT menjanjikan balasan bagi orang- orang yang sabar. انمايوفى الصابرون اجرهم بغيرحساب “Bahwasanya orang- orang yang sabar disempurnakan pahalanya tanpa batas.” QS. Az- Zumar 10 Mari kita berupaya untuk meningkatkan kualitas ibadah puasa pada tahun ini, agar memperoleh hikmah dan pelajaran yang baik serta berguna bagi kehidupan kita. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan lahir dan bathin kepada kita untuk dapat melaksanakan tugas dan kewajiban kita, amin. Ciputat, 1993 Drs. H. Djedjen Zainuddin/ 0817732580 2vRjknZ.
  • 82zguplq3b.pages.dev/442
  • 82zguplq3b.pages.dev/380
  • 82zguplq3b.pages.dev/516
  • 82zguplq3b.pages.dev/497
  • 82zguplq3b.pages.dev/269
  • 82zguplq3b.pages.dev/93
  • 82zguplq3b.pages.dev/378
  • 82zguplq3b.pages.dev/463
  • puasa melatih kita untuk tidak melakukan perbuatan yang