- Apakah terdapat hubungan antara puasa dengan sabar? Jelaskan!Sebagai umat Muslim, jika mendapatkan pertanyaan "Apakah terdapat hubungan antara puasa dengan sabar? Jelaskan!", bagaimanakah cara kalian menjawabnya?Untuk menjawab pertanyaan semacam "Apakah terdapat hubungan antara puasa dengan sabar? Jelaskan!", yang kita perlukan adalah melihat dan memahami lagi pelan-pelan apa sebenarnya hakikat puasa itu. Melansir dari buku Puasanya Orang-orang Pilihan, M. Alcaff, berpuasa adalah hal yang susah-susah gampang bagi umat manusia. Faktanya, ada banyak di antara mereka yang mengerjakan ibadah puasa hanya untuk menggugurkan kewajiban tanpa memperoleh antara Puasa dan Sabar dalam Ajaran Agama IslamIlustrasi puasa Ramadhan. Foto Oleksandra Naumenko/ShutterstockMelaksanakan ibadah puasa adalah salah satu rukun islam yang wajib dikerjakan oleh seorang Muslim. Puasa di sini maksudnya adalah menahan diri dari lapar dan haus, juga mengekang nafsu kita dari perbuatan-perbuatan tercela seperti berkata kotor, berhubungan badan, marah dan sebagainya. Tujuan utama dari ibadah puasa ini untuk melatih diri kita agar menjadi manusia yang lebih baik, sabar dan mampu menahan menjadi lebih sabar? Ya. Secara bahasa, puasa dan sabar memiliki kesamaan arti bila diterjemahkan dalam bahasa indonesia, yaitu menahan diri, dalam suatu hadist Rasulullah bersabda, "Puasa itu separuh sabar.” HR. Ibnu MajahDari sini maka terlihat dengan jelas sekali kaitan antara puasa dan sabar. Orang yang berpuasa pasti sedang bersabar. Dan orang yang bersabar berarti orang ayang taqwa, dan orang yang taqwa pasti akan mengkuti perintah Tuhannya untuk itu ada 3 kesamaan puasa dan sabar yang dihimpun dari dalil-dalil Naqli, yaitu Sama-sama berpahala besar bahkan tak terbatasSama-sama berarti dan bermakna menahan diriSama-sama sebagai amalan penghapus dosaIlustrasi puasa. Foto Orang-orang yang berpuasa adalah orang-orang yang sabar. Orang yang mampu menahan hawa nafsunya untuk mendekatkan diri pada Allah. Orang yang mampu untuk tidak melakukan sesuatu hanya karena ingin dekat dengan Allah. Dalam Surah Az-Zumar ayat 10 Allah berfirman, Allah akan berikan, cukupkan orang-orang yang sabar pahala tanpa hitungan. Artinya, Allah dapat melipatgandakan pahala orang-orang yang sabar hingga tidak terbatas. Dari penjelasan di atas, maka bisa disimpulkan bahwa hubungan antara puasa dengan sabar adalah puasa merupakan ibadah yang melatih kesabaran. Puasa aadalah perintah Allah yang merupakan salah satu rukun islam. Sabar adalah salah satu sifat terpuji atau akhlakul puasa adalah saat kita bisa menjadi orang sabar, sabar meninggalkan kepentingan diri, sabar meninggalkan dunia, inilah yang disebut bahwa Allah memberikan pahala tanpa batas. DNR Apa tujuan berpuasa?Apa kesamaan puasa dan sabar?Bagaimana cara menyempurnakan puasa?
2 Melatih disiplin terhadap waktu. Dalam menjalankan ibadah shaum Ramadhan, kita harus patuh pada waktu sahur dan buka. Kita bangun untuk makan sahur saat dini hari dan diharapkan dapat meningkatkan motivasi bahwa kita bekerja dengan bangun lebih pagi, agar mendapatkan rejeki yang halal. Kaum muslim dan muslimah agar dapat menjalankan shaum
Daftar Isi Hikmah Puasa Ramadhan 1. Melatih Disiplin Waktu 2. Keseimbangan dalam Hidup 3. Mempererat Silahturahmi dan Peduli 4. Mendekatkan Diri kepada Sang Pencipta 5. Mengontrol Emosi 6. Meningkatkan Kesehatan Jasmani 7. Melatih untuk Hidup Sederhana 8. Melatih Manusia Agar Lebih Tabah 9. Hindari dosa 10. Refleksi Diri, Muhasabah 11. Meningkatkan Rasa Empati 12. Peka Sosial dan Peka Hati Solo - Bulan Ramadhan merupakan bulan suci bagi umat muslim. Bulan ini dipenuhi keberkahan dan manfaat yang bisa didapatkan umat muslim apabila melaksanakan kewajiban secara taat dan ikhlas karena Allah banyak sekali hikmah yang bisa didapat dari salah satu kewajiban ibadah pada saat bulan Ramadhan, yaitu puasa. Adapun beberapa hikmah puasa Ramadhan ini baik bagi perilaku, sifat, hingga kesehatan tubuh dan 12 hikmah puasa Ramadhan yang perlu umat Islam ketahui. Dikutip dari buku berjudul 'Kumpulan Naskah Ceramah dan Khutbah' 2021 oleh Pajar Hatma Indra Jaya dan dari buku 'Hikmah Puasa yang Terlupa' 2020 oleh Firdaus Aden. 1. Melatih Disiplin WaktuSaat puasa supaya tubuh tetap fit dan kuat, tubuh memerlukan istirahat yang cukup. Istirahat yang cukup membuat seseorang yang menjalani puasanya lebih teratur dan lancar dalam berpuasa. Selain itu melakukan sahur juga bermanfaat untuk melatih kebiasaan bangun lebih pagi dan mendapatkan Keseimbangan dalam HidupPada bulan puasa ini, manusia dilatih agar kembali mengingat dan melaksanakan semua kewajiban tersebut dengan jaminan pahala yang dilipatgandakan sehingga keseimbangan dalam hidup bisa diraih dengan beribadah3. Mempererat Silahturahmi dan PeduliSuasana menjalin silahturahmi sangat terasa erat saat Ramadhan. Hal ini terlihat dari masjid/ orang yang memberikan takjil buka puasa gratis. Selain itu juga dapat dilakukan dengan sholat bersama di masjid, memberi ilmu islam, dan mendengarkan ceramah maupun diskusi keagamaan yang dilaksanakan di Masjid saat bulan Mendekatkan Diri kepada Sang PenciptaKetika kita menjalankan ibadah puasa sesuai dengan perintah Allah, maka berarti kita mempasrahkan segalanya pada Allah, selalu meningkatkan ibadah secara rutin. Tujuan dari puasa kita adalah untuk mentaati segala perintah Allah demi mendekatkan diri Mengontrol EmosiEmosi atau marah adalah salah satu hal yang bisa membatalkan ibadah puasa kita, oleh karena itu saat kita menjalankan puasa Ramadhan kita diwajibkan untuk bisa mengontrol emosi kita. Terlebih kita diwajibkan untuk bisa mengontrol emosi kita selama sebulan penuh, tentunya hal ini bisa kita jadikan sebagai sarana kita untuk berlatih dalam mengontrol emosi Meningkatkan Kesehatan JasmaniSaat kita berpuasa dapat bermanfaat bagi kita yang ingin menurunkan berat badan, selain itu juga bermanfaat pada kesehatan jasmani seperti meningkatkan kesehatan jantung, mengontrol kadar gula darah, meningkatkan kesehatan otak, dan mencegah Melatih untuk Hidup SederhanaWaktu berpuasa terjadi saat terbit fajar dan terbenamnya matahari, maka kita hanya diperbolehkan untuk makan dan minum diantara waktu berbuka dan makan sahur. Hal ini tentunya akan membuat kita berhemat, karena pada dasarnya saat kita kenyang kita tidak akan membeli makanan atau Melatih Manusia Agar Lebih TabahDalam berpuasa manusia dilatih untuk menahan yang tidak baik dilakukan agar tidak membatalkan puasa. Misalnya marah-marah, suudzon, dan dianjurkan untuk melatih kesabaran atas segala perbuatan Hindari dosaSaat berpuasa kita bisa menghindari dosa-dosa di hari lain saat di luar bulan Ramadhan. Jika tujuan tersebut tercapai maka puasa dapat berhasil. Tetapi jika tujuan itu gagal maka puasa tersebut tidak memiliki arti Refleksi Diri, MuhasabahPuasa saat bulan Ramadhan bisa kita jadikan sebagai bahan perefleksian diri kita agar ke depannya menjadi lebih baik lagi. Dengan harapan segala kebaikan yang kita lakukan pada bulan Ramadhan dapat kita lakukan secara terus menerus di luar bulan Meningkatkan Rasa EmpatiBulan Ramadhan menjadi kesempatan bagi setiap muslim untuk meningkatkan ketakwaan, nilai moral dan sosial. Dengan menjalankan puasa orang kaya merasakan bagaimana perasaan menahan lapar seharian, hal yang setiap hari dirasakan oleh orang yang kurang mampu. Hal ini akan membuat kita mendapatkan pahala yang berkali-kali lipat juga apabila dapat Peka Sosial dan Peka HatiDalam ajaran islam ada perintah mengeluarkan zakat fitrah, hal ini bertujuan untuk membuka mata kita agar peduli kondisi umat saat ini, bahwa masih banyak sesama muslim yang hidup serba selama setahun kita tak memperhatikan mereka, meski tinggal hanya terpaut satu atau dua dusun atau bahkan hanya selisih dua-tiga rumah. Saat membantu orang yang kurang mampu membuat hati yang terdalam kita merasa iba, bersyukur, dan malu, dan menyadari bahwa ada yang lebih menderita dari hikmah-hikmah yang bisa didapatkan saat melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Semoga bermanfaat, Lur!Artikel ini ditulis oleh Agustin Tri Wardani peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom. Simak Video "Ganjar Ingatkan Bahaya Hoaks Saat Hadiri Haul KH Dalhar Watucongol" [GambasVideo 20detik] aku/dil
Artimakruh adalah perbuatan yang apabila dilakukan tidak akan membatalkan ibadah, namun mengurangi nilai pahala. Bahkan beberapa ulama menghukumi makruh mendekati haram. Para ulama menyarankan untuk menghindari perbuatan tersebut. Sama seperti ibadah puasa, ada hal-hal makruh yang dapat mengurangi pahala puasa kita.
18. PUASA LATIHAN SABAR Pada hari ini kita memasuki hari ke …. daripada bulan Ramadhan tahun ….Setiap perintah Allah kepada hamba-Nya pasti mengandung hikmah dan manfaat di dalamnya. Allah tidak akan membebani hamba-Nya dengan beban yang tidak mungkin sanggup dipikul oleh hamba-Nya itu. Termasuk di dalamnya perintah melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. لايكلف الله نفساالاوسعها. “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya.” QS. Al- Baqarah 286 Diantara hikmah yang dapat diperoleh daripada puasa adalah melatih dan menimbulkan kesabaran bagi yang mengerjakannya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abi Hurairah ra Rasulullah SAW bersabda. اَلصِّيَامُ نِصْفُ الصَّبْرِ “Puasa itu adalah separuh sabar” Puasa adalah salah satu media untuk melatih dan membiasakan sabar. Jika puasa dilakukan dengan benar sesuai dengan tuntunan agama, maka ia akan melahirkan manusia- manusia yang sabar. Yaitu manusia yang mampu menghadapi setiap permasalahan dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan agama. Maka orang- orang yang telah terbiasa dengan berpuasa, akan menampakkan kesabaran dalam sikap, gerak dan langkah kehidupannya sehari- hari. Imam Al- Ghazali menegaskan, sabar itu harus dimanifestasikan dalam tiga kondisi, yaitu Pertama, sabar dalam menaati perintah Allah SWT Tanpa sifat sabar kita tidak akan menaati perintah Allah SWT. Sebab dalam ibadah dan ketaatan kepada-Nya perlu bekal sabar. Ibadah itu secara lahiriyah banyak yang sukar dan berat untuk dilaksanakan. Seperti melaksanakan shalat perlu kesabaran, karena shalat itu berat innaha lakabiratun illa alal khasyi’in kecuali orang- orang yang khusyu. Apalagi untuk melaksanakan shalat Shubuh, pada saat kita sedang terlelap tidur dengan mimpi- mimpi indahnya, kita harus segera bangun, berwudlu dan menunaikan ibadah shalat. Demikian pula ibadah haji; Perjalannya jauh, ongkosnya mahal dan di sana udaranya panas, berdesakan, berebutan tempat, bahkan mungkin nyawa sebagai taruhannya. Tidak sedikit orang yang sedang menunaikan ibadah haji wafat. Kalau tidak punya modal sabar, kita tidak akan dapat melaksanakannya dengan baik. Kedua, sabar dalam menjauhi larangan Allah SWT. Sabar dalam mengekang hawa nafsu, angkara murka dan nafsu syaithoniyah. Aspek sabar yang ke dua ini sangat berat. Banyak orang yang celaka bukan karena tidak mampu melaksanakan perintah Allah, tetapi karena tidak mampu menahan diri dari larangan Allah. Kita saksikan di mana- mana banyak manusia yang berbuat kebaikan, tapi ternyata manusia yang berbuat keburukan jauh lebih banyak. Sehingga langkah ma’siyat dan sayyiat jauh lebih cepat dibandingkan dengan langkah al-khairat. Langkah ma’siyat bagaikan kuda pacu berlari, sedangkan langkah Ilahiyat lambat bagaikan keong berlari. Menahan nafsu itu memang sangat berat. Karena nafsu keburukan itu selalu meronta- ronta. Orangnya sedang diam, tapi mungkin nafsunya terus meronta- ronta ke mana- mana. Bahkan mungkin sedang tidur, tetapi nafsunya berkeliaran ke mana- mana. Musuh yang banyak dapat langsung ditumpas dalam waktu sekejap, tetapi nafsu yang ada dalam diri kita tidak demikian. Detik ini nafsu bisa dikalahkan, tetapi detik berikutnya muncul kembali. Hari ini kita bisa mengendalikan nafsu, esok lusa nafsu muncul dan menyeret kita kepada keburukan. Perjuangan ini akan terus berlangsung tanpa henti, seumur hidup kita. Seperti yang pernah diucapkan Nabi Yusuf di dalam Al- Qur’an. Allah SWT berfirman وماابرئ نفسي ان النفس لأمارةبالسوء الامارحم زبي ان ربي غفوررحيم “Dan aku tidak membebaskan diriku dari kesalahan, karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. Yusuf 53 Ketiga, Sabar dalam menerima bala, ujian atau penderitaan dari Allah. Allah senantiasa memberikan cobaan kepada kita, seperti sakit, kematian, kekurangan harta, kesukaran hidup, kecelakaan, ejekan atau hinaan orang dan lain- lain. Ujian- ujian tersebut ditujukan kepada manusia agar memeroleh kekuatan dan keteguhan iman, untuk kemudian meningkatkan derajatnya bagi yang mampu melewati rintangan dengan baik. Dalam ibadah pun demikian, semakin banyak rintangan untuk mengerjakannya, semakin besar pula nilai pahalanya di sisi Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda. اِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِمَعَ عِظَمَ الْبَلاَءِوَاَنَّ اللهَ تَعَالَى اِذَااَحَبَّ قَوْمًااِبْتَلاَهُمْ, فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطَ. رواه الترمذى “Bahwasanya besarnya pahala itu tergantung kepada besarnya ujian, dan sesungguhnya Allah Ta’ala apabila mencintai suatu kaum, maka kaum itu diujinya terlebih dahulu. Maka barang siapa yang rela sabar menerima ujian itu ia mendapat keridhaan Allah, dan barang siapa benci tidak rela, ia mendapat murka dari Allah.” HR. Turmudzi Orang yang sedang berpuasa di suatu tempat dimana seluruh masyarakatnya melakukan ibadah yang sama, nilainya sangat berbeda dengan orang yang berpuasa di tempat yang berbeda dengan anggota masyarakatnya banyak yang tidak berpuasa. Seperti puasanya orang yang berada di kota besar, di siang hari ia melihat orang yang sedang makan, minum es cendol, merokok dan lain- lain, sungguh sangat menggiurkan selera. Jika dilihat dari ujiannya sangat besar nilai pahalanya di sisi Allah jika dibandingkan dengan puasanya orang yang tidak mendapatkan ujian seperti itu. Allah SWT menguji kesabaran kita dengan penderitaan. Ada orang yang lulus dengan ujian itu, namun tidak sedikit orang yang mengutuk nasibnya, menyalahkan keadaan, menyalahkan Allah, dan menganggap Allah SWT tidak adil kepadanya. Ia tidak sabar ketika ditimpa penyakit, tidak tabah pada saat mendapatkan penderitaan. Akhirnya banyak pula yang mengambil jalan pintas Bunuh diri. Cara yang sangat tidak terpuji dan termasuk dosa besar yang tak terampuni. Tiga macam ujian kesabaran tersebut ada dalam ibadah puasa. Pertama, sabar dalam taat. Karena puasa itu adalah bentuk ketaatan yang membutuhkan kesabaran. Di pagi hari kita makan sahur, padahal pada hari- hari biasa waktu tersebut masih digunakan untuk tidur. Di siang hari menahan diri dari yang membatalkan ibadah puasa dan dari yang menghapuskan nilai pahala puasa. Tidak boleh makan, minum dan bersenggama suami isteri di siang hari, padahal pada hari- hari biasa larangan itu tidak ada. Ini semua memerlukan kesabaran. Kedua, sabar dalam menahan ma’siyat. Kita dilatih dengan puasa untuk tidak melakukan perbuatan- perbuatan yang dilarang oleh agama, sebab jika itu dilakukan maka selain berdosa, mungkin dapat membatalkan ibadah puasa. Latihan seperti itu ditunjukkan oleh ibadah puasa selama lebih kurang empat belas jam. Pada saat berpuasa, bukan saja tidak boleh makan dan minum, tetapi juga dari perbuatan- perbuatan yang tercela. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW. لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الْاَكْلِ وَالشُّرْبِ اِنَّمَالصِّيَامُ مِنَ الَّلغْوِوَالَّرَفَثِ. رواه ابن خزيمة عن ابىهريرة عن ابن عمر “Bukanlah puasa itu dari makan dan minum saja, sesungguhnya puasa itu dari perkataan kotor dan caci maki.” HR. Ibnu Khuzaimah dari Abi hurairah dari Ibnu “Umar Ketiga, sabar dalam menerima penderitaan. Inipun ada di dalam ibadah puasa. Puasa itu berat; Lapar dan dahaga di siang hari. Tenaga menjadi lemah, semangat pun menjadi berkurang, berat badanpun menjadi menurun. Ini semua adalah latihan. Tanpa latihan seperti ini, iman kita tidak akan tangguh dalam menghadapi problematika hidup yang semakin membesar dan tantangan zaman yang semakin keras. Hanya orang –orang yang biasa hidup dengan puasa akan terus eksis di tengah gelombang hidup yang sekeras apapun. Lengkaplah kiranya bahwa ibadah puasa itu dapat melatih kesabaran bagi orang- orang yang melaksanakannya. Allah SWT menjanjikan balasan bagi orang- orang yang sabar. انمايوفى الصابرون اجرهم بغيرحساب “Bahwasanya orang- orang yang sabar disempurnakan pahalanya tanpa batas.” QS. Az- Zumar 10 Mari kita berupaya untuk meningkatkan kualitas ibadah puasa pada tahun ini, agar memperoleh hikmah dan pelajaran yang baik serta berguna bagi kehidupan kita. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan lahir dan bathin kepada kita untuk dapat melaksanakan tugas dan kewajiban kita, amin. Ciputat, 1993 Drs. H. Djedjen Zainuddin/ 0817732580
2vRjknZ.